Pengaruh Berbagai Konsentrasi Dadih Terhadap Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri Vibrio Cholerae
DOI:
https://doi.org/10.55171/perennial.v2i1.838Abstract
Dadih merupakan produk olahan susu fermentasi asal Indonesia yang memiliki kemiripan rasa seperti yoghurt, tetapi memiliki bentuk seperti puding maupun cair. Dadih juga dikenal sebagai produk probiotik dan sebagai antibakteri karena mengandung bakteri Lactobacillus plantarum yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio cholera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efektivitas pemberian berbagai konsentrasi dadih terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio cholera dan untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif untuk dijadikan sebagai zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae. Penelitian true eksperimental design ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini dirancang menggunakan RAL Non-faktorial dengan desain the posttest-only control group design yang terdiri dari 6 kelompok perlakuan dengan 4 kali pengulangan, dimana perlakuan tersebut terdiri atas kelompok kontrol positif yaitu tetrasiklin dan kelompok perlakuan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Sampel yang digunakan sebanyak 24 sampel yang diambil secara simple random sampling. Hasil analisis data dengan menggunakan aplikasi SPSS menunjukkan bahwasannya ada pengaruh pemberian dadih terhadap terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata lama diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae setelah pemberian berbagai konsentrasi dadih adalah perlakuan konsentrasi 20%= 0,61 cm, konsentrasi 40%= 0,65 cm, konsentrasi 60%= 0,70 cm, konsentrasi 80%= 0,77 cm, konsentrasi 100%= 0,89 cm dan perlakuan tetrasiklin= 1,39 cm.References
Akuzawa, R., Miura T., & Surono I. S. (2011). Asian fermented milks. Encyclopedia of Diary Science, 2 (1): 507-511.
Amelia, S. (2005). Vibrio cholerae. Skripsi, Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
Berlian, Z, Awalul Fatiqin, Eka Agustina. (2016). Penggunaan Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dalam Menghambat Bakteri E. Coli pada Bahan Pangan. Jurnal Bioilmi, 2 (1): 51-58.
Budiyanto, M. & Wijaya A. (2003). Penganalan dasar-dasar PLC (Programmable Logic Controller). Gava Media. Yogyakarta.
Bustami, 2017. Panduan Penulisan Jurnal Tahun 2017. Lembaga Penelitian, Aceh: Pengabdian Kepada Masyaraka dan Penjamin Mutu Universitas Samudra.
Chalid, S. Y., Fitria H. (2013). Potensi dadih susu kerbau fermentasi sebagai antioksidan dan antibakteri. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 2 (1): 369-375.
Chambers, & Henry F. (2006). Beta-laktam antibiotics & other inhibitors of cell wall synthesis. In Katzung, B., G., Susan B., M., Anthony J., T. Basic and clinical pharmacology (pp 754-773). New York : McGraw-Hills.
Christina. 2010. Pedoman Penulisan Artikel Publikasi Ilmiah. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Dorland. (2002). Kamus kedokteran. Jakarta: EGC. Dzarnisa. (1999). Flavor dan kualitas dadih susu sapi yang dipasteurisasi dan disimpan pada suhu kamar dan lemari es. Skripsi. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Dzen S. M. (2003). Bakteriologi medik. Malang: Bayumedia Publising.
Farid, A. F. M., & Ade Y. (2016). Penggunaan probiotik sebagai terapi diare. Majority, 5 (2): 1-5.
Faruque, Shamsir, A., Tahmeed, A., Munirul, I., Iqbal, H., Roy, Nurul, A., Iqbal, K. & Sack, D. A. (2008). Nutrition: basis for healthy children and mothers in bangladesh. Health Popul Nutr, 26 (3): 325-339.
Fjell, C., Hiss J. A., Hancock REW, & Schneider G. (2012). Designing antimicrobial peptides: form follows function. Nat Rev Drug Discov, 4 (11): 37-5.
Fuller, R. 1989. Probiotic in man and animal. J. Appl. Bacteriol., 66: 365-378.
Ganiswara, S. G., Setiabudy R., & Suyatna F. D. (2003). Farmakologi dan terapi edisi 4. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Hakim, E.S. 2012. Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain). Diperoleh dari http://edisuriawanhakim.blogspot.com/2012/26/makalah-pembelajaranproses pendekatan-keterampilan-proses. diakses pada tanggal 10 november 2017.
Hernando, Ika. (2016). Indonesia culture. 21 Maret, 2017. https://id.pinterest.com/ikakfernando/indonesias-culture/.
Hosono, A., Ingrid S. Surono1, Usman Pato, & Koesnandarl. (2009). In vivo antimutagenicity of dadih probiotic bacteria towards trp-p1. Asian-Aust. J. Anim. Sci, 22 (1) : 119-123.
Jawetz, Melnick, Adelberg. (2008). Mikrobiologi kedokteran edisi 23. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Joklik, Willet, Amos, & Wilfert. (1992). Zinnseer microbiology, appleton and lange. Norwork: Connecticut. Kanter, M. Miller, H. E., F. Rigelhof, L. Marquart, & R.D.A.
Prakash. (2000). Antioxidant Content of Whole Grain Breakfast Cereals, Fruits and Vegetables. Journal of American College Nutrition, 19 (2): 312-319.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2013. Peraturan kepala lembaga ilmu pengetahuan indonesia nomor 06/e/2013 tentang kode etika peneliti. Jakarta: Indonesia. 5 Oktober, 2017. http://pusbindiklat.lipi.go.id/wpcontent/uploads/Perka-LIPI-tentang-Kode-Etika-Peneliti.pdf.
Lesmana, M. (2004). Perkembangan mutakhir infeksi kolera. Jurnal Kedokteran Trisakti, 23 (3): 101-109.
Lourens-Hattingh, A., & Valjoen B. C. (2001). Yogurt as probiotic carrier food. International Dairy Journal, 11 (6): 1-17.
Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standart Kompetensi Guru. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Miarso, Yusufhadi. (2007). Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mutmainnah, H., Risco B. G., Natsir D., & Zaraswati D. (2008). isolasi dan karakterisasi bakteri probiotik dari saluran pencernaan ayam kampung Gallus domesticus. Jurnal Biologi: 34 (2): 1-9.
Nelintong, N., Isnaeni, & Noor E. N. (2015). Aktivitas antibakteri susu probiotik lactobacilli terhadap bakteri penyebab diare (Escherichia coli, Salmonella typhimurium, Vibrio cholerae). Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 2 (1): 25-30.
Ngatirah, S., Harmayani E., Rahayu, & T. Utami. (2001). Ketahanan dan viabilitas probiotik bakteri asam laktat selama proses pembuatan kultur kering dengan metode freeze dan spray drying. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 7(2): 126 – 132. Ozel, M., & Gudrun Holland. (2014). Vibrio cholerae. 17 Februari, 2017. https://www.rki.de/SharedDocs/Bilder/InfAZ/Vibrio_cholerae/EM_Tab_Vibrio_cholerae.htl.
Prastowo, A. (2015). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Rahman, A. (2015). Kajian potensi whey fermentasi sebagai bahan alami pencegah jerawat dan pencerah kulit. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sanz, Y., & J. M. Laparra. (2010). Interactions of gut microbiota with functional food components and nutraceuticals. Pharmacological Research, 61 (2010): 219- 225.
Shori A. B., Baba A. S. (2013). Antioxidant activity and inhibition of key enzymes linked to type-2 diabetes and hypertension by azadirachta indica-yogurt. Journ of Saudi Chem Soc. 17 (1): 295-301.
Simadibrata, M., Rani A., & Syam A. F. (2011). Buku ajar gastroenterologi. Jakarta: Internal Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Sudjana, Nana. (2010). Dasar-dasar proses belajar. Bandung: Sinar Baru. Surajudin. (2008). Yoghurt susu fermentasi yang menyehatkan. Jakarta: Agro Media.
Surono, L., Pato U., Inggrid S., Koesnandar, & Akiyosi H. (2004). Hypocholesterolemic effect of indigenous dadih lactic acid bacteria by deconjugation of bile salts. Asian-Aust. J. Anim. Sci, 17 (12) : 1741-1745.
Volk, W. A. & M. F. Wheeler. (1993). Mikrobiologi dasar edisi kelima jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Zein, U., Sagala, K. H., & Ginting, J. (2004). Diare akut disebabkan bakteri. 18 Mei, 2017. http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf











