PEMBACAAN AL-QUR’AN BERBASIS KEPENTINGAN POLITIK
DOI:
https://doi.org/10.55171/jad.v13i1.1350Abstract
al-Qur’an itu kitab suci yang “bebas tafsir”. Banyak kepentingan penafsiran di belakangnya. Penelitian ini ingin mengukuhkan pandangan yang menengarai adanya penyalahgunaan ayat al-Qur’an. Tim Gorringe menyebutnya political reading of scripture. Azyumardi Azra menyebutnnya abuse of quranic verses. Dan Stefan Wild menyebutnya political interpretation of the qur’an. Apa yang ditengarai mereka ini, yakni penyalahgunaan atau penyimpangan penggunaan ayat, nyata terjadi dalam beberapa kasus penafsiran. Ayat-ayat al-Qur’an yang karakteristiknya longgar ditarik paksa untuk mendukung kebijakan rejim penguasa, tanpa melihat latar turunnya atau konteks asli pembicaraan ayat. Misalnya, ada penafsiran yang mendukung Negara Demokrasi Pancasila, Badan Intelijen Negara (BIN)/Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN), UUD 1945, Pelita 1 s.d. V, TNI, negara relijius yang bukan negara agama dan bukan negara sekuler, pembangunan dan ketahanan nasional, juga ibadah politik, ibadah ideologi dan ibadah militer. Karena itu, penelitian deskriptif-analitis ini ingin membuktikan adanya corak baru dalam penafsiran, yakni al-lawn al-siyasi (corak politik), yang belum banyak diurai secara serius dan spesifik oleh para pengkaji al-Qur’anDownloads
Published
2025-06-15
Issue
Section
Artikel